Wednesday, 28 October 2020

 

1. Jelaskan 3 jenis klasififikasi agama   ?

A. Wahyu dan non wahyu

Yang dimaksud dengan agama wahyu adalah orang  agama yang menghendaki iman kepada tuhan, kepada para rasul rasulnya dan kepada kitab-kitab nya serta pesannya untuk disebarkan kepada segenap umat manusia. Sebaliknya agama non wahyu tidak memandang esensial penyerahan manusia kepada tata aturan ilahi di atas. Berikut adalah perbedaan agama wahyu dan non wahyu

1)      Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan tuhan sedangkan agama wahyu tidak demikian.

2)      Agama wahyu beriman kepada nabi sedangkan agama wahyu tidak

3)      Sumber utama agama baik dan buruk dalam agama wahyu adalah kitab suci sedangkan agama non wahyu  bukan sumber utama

4)      Semua agama wahyu lahir di timur tengah sedangkan agama non wahyu di luar area tersebut

5)      Agama wahyu timbul di daerah-daerah yang secara historis di bawah pengaruh ras semitic walaupun kemudian menyebar luas ke area luar pengaruh ras semitik. Sedangkan agama non wahyu lahir diluar wilayah pengaruh ras semitik

6)      Sesuai dengan ajarannya agama wahyu bersifat misionaris sedangkan agama non wahyu bersifat tidak misionaris

7)      Ajaran agama wahyu bersifat jelas dan tegas sedangkan agama non wahyu bersifat kabur dan sangat elastis

B. Misionaris dan non misionaris

Misionaris adalah agama yang ajarannya mengharuskan penganutnya menyebarkan kepada seluruh manusia titik sedangkan agama non misionaris tidak memuat tuntutan tersebut. Menurut al-madoosi  agama yang tergolong misionaris adalah hanya agama islam. Akan tetapi pada perkembangan berikutnya kristen dan budha menjadi agama misionaris.

C.  Rasial dan universal

Ditinjau dari segi rasional dan geografis agama di dunia dibagi menjadi tiga golongan yaitu semitik, arya, dan mongolia.  Yang termasuk agama semitik adalah yahudi, kristen dan islam. Sedangkan yang tergolong arya adalah hindu, jainisme, sikhiisme,zoaterianisme. Sedangkan agama yang tergolong mongolia adalah confusionisme, toaisme, shintoisme.

 

2. Jelaskan pengertian tentang etika, , moral, susila dan budi pekerti  berdasarkan epistimologi ?

A. Etika (yunani kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

B. Moral  berasal dari bahasa latin mores yang bentuk jamak dari more artinya adat atau kebiasaan.

Moral adalah sebuah tata laku atau perbuatan yang berasal dari kesadaran individu atau diri sendiri dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Moral ini selain berdampak pada individu, namun juga sangat memungkinkan berdampak kepada orang lain.

C. Susila berasal dari bahasa sansekerta yaitu su dan sila. Su baik bagus dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Jadi susila adalah perbuatan baik yang di lakukan seseorang.

D. Budi pekerti adalah sebuah nilai luhur yang dimiliki seseorang karena kebiasaan yang diterapkan sejak dahulu dan mengakar menjadi sesuatu yang dilakukan sehari-hari. Seseorang yang memiliki budi pekerti, akan memiliki moral yang kemudian dapat diwujudkan menjadi sebuah etika yang baik.

E. Budi pekerti merupakan sebuah sikap positif yang termasuk didalamnya adalah tindakan sopan santun. Budi pekerti merupakan sebuah sikap dan tindakan yang diperoleh berdasarkan kebiasaaan yang dilakukan sedari kecil. Budi pekerti adalah sebuah sikap yang akan terbentuk dalam benak setiap orang serta dengan sendirinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Budi pekerti dapat diasosiasikan dengan moral, etika, akhlak mulia, tata krama, dan sopan santun.

 

3. Jelaskan 4 pilar akhlak mulia dalam islam!

 Imam ibnu qayyim al-jauziyah dalam al-madarij mengatakan, akhlak mulia berdiri di atas empat pilar utama yang saling mendukung antara satu dan yang lain. Empat pilar itu adalah kesabaran, keberanian, keadilan dan kesucian.

Sifat sabar akan membantu seseorang untuk lebih tahan banting, mampu menahan amarah, tidak merugikan orang lain, bersikap lembah-lembut, dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.

Sifat selalu menjaga kesucian diri dapat mendorong seseorang untuk tidak tergelincir ke dalam perkataan dan tindakan yang merendahkan dan menjatuhkan martabatnya. Selain itu, dapat mendorongnya untuk selalu lekat pada perasaan malu yang merupakan kunci segala kebaikan. Sifat menjaga kesucian ini juga menghindarkannya untuk terlibat dalam perbuatan keji, kikir, dusta, menggunjing, dan mengadu domba.

Sifat berani menjadikan seseorang kuat untuk menjaga harga diri, mudah untuk membumikan norma dan akhlak mulia, serta ringan tangan. Dengan begitu, ia tidak ragu mengeluarkan atau berpisah dengan harta yang dicintainya.

Sifat ini juga mempermudah untuk menahan amarah dan bersikap santun. Dengan modal keberanian, seseorang dapat menggenggam erat ketegasan jiwanya serta mengekangnya dengan tali baja yang tak mudah putus.

Abu hurairah meriwayatkan, bahwa rasulullah saw  bersabda, “keberanian bukanlah seperti ditunjukkan dalam bergulat, melaikan dalam menguasai jiwa ketika marah.” (hr bukhari dan muslim).

 

Oleh karena itu, hakikat keberanian seseorang adalah kemampuan  untuk melawan musuh besarnya, yaitu hawa nafsu.

Sifat adil dapat mengasah sikap seseorang untuk terus berupaya meluruskan perangainya, membantunya memilah antara bersikap terlalu berlebihan dan bersikap terlalu kurang. Sifat ini mendorong untuk terus bersikap dermawan dan murah hati; sikap tengah-tengah antara kikir dan boros.Selain itu, sifat ini dapat menyuntikkan sifat pemberani; sikap tengah-tengah antara pengecut dan nekat. Adil juga dapat melahirkan sifat santun; penengah antara sifat pemarah dan rendah diri.

No comments:

Post a Comment